Selasa, 27 Mei 2014

mendung

entah kenapa aku sangat menyukai mendung. bagiku awan gelap yang menggantung dilalangit sana adalah sahabat baikku. dia selalu tahu bagaimana suasana hatiku. :) kadang dia datang dimalam gelap hanya sekedar memanggil namaku. "lilin". dan saat aku terjaga, dia malu-malu bilang "maaf mengganggu tidurmu". itulah sahabat baikku mendung.
kala senja tiba, selalu ada mendung di kotaku. aku pun selama itu terus menatapnya, sampai ada benda yang kerlap-kerlip di langit itu muncul, yang kata orang adalah bintang. haha lucu yak bintang namanya.
"ndung, aku bosan di kota ini,"
"lin, sabaaar.. aku akan selalu beasamu"
"nduung, kamu tahu gak?, aku begitu rapuh, aku ingin seperti mareka pintar, rajin, berprestasi, kreatif, jalan-jalan ke luar negeri. mereka keren banget yak ndung"
"liiiiin, sudah ada ketetapannya masing-masing, kalau semua orang di dunia ini cantik, maka gak ada kata jelek, kalau semua orang di dunia ini pintar, maka tidak ada kata bodoh, udah kamu sabar aja.. semua akan indah pada saatnya lin..
"nduuung, aku cape.."
"liliiin, masih banyak orang yang lebih cape liin."

air mataku mengalir, membasahi kulit cokelatku. kini malam yang menemaniku. malam orangnya sangat pendiam, susah kalau diajak ngobrol, paling jawabannya cuman "ya", "tidak", mengangguk. itu saja, kalau ditanya apa-apa. aku hanya bisa duduk diam kalau ada malam. kata bintangsih malam jatuh cinta padaku.
"ehh lilin, tuh si malam, jatuh cinta padamu"
"bintang, kamu  ada-ada saja".
 kataku cetus pada bintag yang super cerewet. aku jadi malu sama malam, mau ngobrol banyak sama bintang dia terus menatapku sambil tersenyum. kadang aku sebal,
"kamu kenapasih malam, kok lihatnya kayak githu banget"
"gak liin, gak kenapa-kenapa"
"dasar malam pendiam"

biasanya dia hanya tersenyum kalau aku bilang dia pendiam, ya iya lah emang dia pendiam. tapi anehnya, beberapa minggu yang lalu, bintang bilang kalau malam sebenarnya gak pendiam. dia itu paling rame, dan otoriter. dia cuman sok jaim di depanku. aduuh ada-ada aja, gak tahu apa aku lagi bosan sama orang-orang.
malam, belum juga berlalu, aku udah gak sabar menunggu mendung. "mendung ada yak besosk" kataku dalam hati.
"ehh malam kamu kapan selesainya" tanyaku penasaran, untuk kali ini malam begitu lama menemaniku.
"liiin aku lagi tidur, jangan ganggu"
"ahh dasar malam kerjana cuman tidur aja" kataku ketus.

tiba-tiba aku merasa begitu dingin, ku ambil selimut kututupi seluruh badangku, "ada apa yak, kok dingin banget" kataku dalam hati. ternyata ratu angin lewat dengan selendang hijaunya, yang terjulur indah, terhempas di seluruh permukaan bumi, separuh wajahku tersentuh oleh selendang, yang begitu wangi, kata bintang yang super cerewet itu, ratu angin dalam semalam menghabiskan parfum kismis 7 botol. kismis itu perfum merek internasional, dari perusahan Gonzivilax. Gonzivilax itu nama perusahan paling maju yang ada di Madridsaraxilomakh. Madridsaraxilomakh itu kota paling indah yang ada di bumi. harganya 1 botol 77 juta. jika ratu angin itu dalam sehari dia memakai parfum 7 botol, "berapa duit yang harus dikeluarkan dalam sehari, seminggu, sebulan, setahun, hanya untuk membeli parfum"? tanyaku dalam hati.

ohh iya, aku teringat kata bulan, yang sukanya di kamar terus, keluar kalau lagi purnama aja, emang yak si bulan.
" ehhh lilin kamu tahu gak ratu angin, dia itu..."
aku memotongnya ketus "gosip aja kamu, bulan"
"ini fakta liiin" dengan eksperesi gak karuan
"apa" tanyaku pelan
"dengar yak, pasang telianga baik-baik. ratu angin itu ratu palng kaya sedunia"
"ohhh" aku menganga
"begitu faktanya," lagi-lagi dengan ekspresi bagai sang reporter anadalan yang membawa berita paling heboh, sambil berlalu ke singgahsananya. kemana lagi kalau bukan ke kamar, menutup pintu keras-kares, gak tahu tahu ngapain aja tuh si bulan di dalam kamar. "gak jelas" kataku dalam hati.

ternyata si bulan gak bohong, aku melihat dengan mata kepalaku sendiri betapa megahnya kareta kencana yang memawanya terbang. tersenyum ramah padaku. aku balas dengan anggukan penuh wibawa
"kamu sedang apa lilin? tanya ratu angin bersahaja
"lagi nungu mendung ratu, apakah ratu datang berasamanya"?
"ohh lilin, mendung tadi memang datang bersamaku, katanya dia ingin ada di kota sebelah"
"ohh begitu, terimakasih ratu, mengagguk penuh wibawa.
"sama-sama lilin" ratupun berlalu, tapi bau parfumnya seminggu baru hilang.

aku mendesah pelan..
besok tidak ada mendung untukku..


#bersambung 






Tidak ada komentar:

Posting Komentar