Minggu, 22 Juni 2014

sahabat

kalau bukan karena cinta dari sahabat-sahabatku, mungkin aku sudah pulang meninggalkan kota ini dengan kehampaan. entah kenapa aku berhati rapuh, mudah saja terjatuh dengan hal-hal sepele. sahabatlah yang membantuku, dengan penuh cinta mareka memberiku nasihat-nasihat bijak, dan itu membuat kembali berani untuk bermimpi.
 saat ini aku lagi banyak pikiran, semangatku menurun, beberapa teman kuliah sudah ada yang ujian akhir. kucoba tanyakan kegalauanku ini pada sahabat-sahabat baikku. dengan jawaban yang penuh optimis, bahwa kesuksesan itu  bukan dilihat seberapa banyak nilai yang dosen berikan padamu, tapi seberapa maksimal untuk berkreatif.
 sahabat yang lainpun menjawab, berbuat baiklah.
kataku baik itukan relatif. contoh realnya?
ngajar ngaji, bina remaja.
aku tersenyum, syukurlah bahwa kesuksesan itu hanya berjarak 5 cm di depan kita, sekuatnya kita berpikir untuk menggapainya. sekuatnya kita bekerja untuk meraihnya.

cinta dari sahabat itu adalah segala-galanya. apalagi anak perantau sepertiku, di kota ini tidak ada saipa-siapa, hanya berteman mimpi. saat mimpi itu kabur bersama waktu yang berlalu, maka sepilah yang menemaniku. sepi itu adalah musuh yang mematikan. pada akhirnya akupun lupa kenapa aku bisa berada di kota ini. semua hilang. sejauh aku melangkah, aku lelah.

menangis, sudah lelah mata ini. diam, sudah lelah juga mulut ini untuk terus bungkam. sekarang hanyalah malu. malu pada dunia, malu pada pada Allah.
bahkan tikus yang berlalu-lalang di depanku saat lagi baca buku di dapurpun aku malu padanya. pada semut-semut di kamar mandi yang bejalan, kemudian jatuh di bak, lalu kuselamatkan dia itupun aku malu. aku malu.

namun karena cinta dari sahabat aku kembali tegar. terimakasih sahabat-sahabatku. ich liebe euch.. :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar