Selasa, 30 September 2014

kalau mau bisa bingung dulu!

itu sih kataku. aku gak tahu orang lain seperti apa, setiap pekerjaan yang mereka lakukan apakah lancar samapai akhir, jika seperti itu pastiny gak ada kalimat seperti ini yang tertulis.

setelah sekian lama bergulat hidup dirantauan banyak hikmah yang kudapatkan untuk kemudian tidak kukeluhkan setiap peristiwa yang buatku mendesah. sedari awal aku yang hanya gadis desa ini hanya bisa menganga melihat gemerlapnya kota. bahakn ngenet saja tidak bisa. duluu! harus nganga didepan pintu warnet minta batuan nyariin artikel ada tugas dari dosen.. duluuu!!

anak gadis tidak boleh kemana-mana, di rumah, masak, beres-beres rumah, gadis desa!!! namun aku telah memilih untuk pergi. hati-hati jangan lupa kembali, itu saja kalimat yang kudengar, semua adalah pilihan. harus bisa beradaptasi dengan lingkingan baru, teman baru, budayanya, yahh budaya kota yang sekarang kutempati. kota ini terkenal dengan kota seni, pelajar, budaya, pariwisata. masyarakat kota ini terkenal ramah, nada bicaranya lembut, fanatik, banyak alim ulama, tokoh-tokoh keren Indonesia banyak yang dari kota ini.banyak sekolah tinggi, universitas, yayasan pendidikan itu semua luar biasa. yahh kini aku sudah ada didalamnya. sulit sekali rasanya harus bisa bersaing, mendapatkan yan terbaik, belajar yang tekun, biar IPKnya bagus, banyak ikut kegiatan kampus biar banyak temannya, bisa membaca karakter orang, disitu kita bisa belajar, yang baik kita tiru, yang kurang baiknya dilepas.

belajar tidak egois, ikhlas, karena di sini aku sendiri. tak ada sanak keluarga, susah awalnya, mau ngomong malu karena belum terbiasa, bingung nangiss. Duluuu!!

sekarang semua yang membingungkan itu sudah lewat, aku sudah 4 tahun di kota ini, sudah banyak yang kupelajari dari kebingunganku, dan akhirnya aku tahu. sekarang aku tinggal menyususn tugas akhir skripsiku, kalau udah selesai Insya Allah tahun depan aku wisuda. aku kembali untuk belajar kehidupan selanjutnya. selepas dari kota ini. aku ingin menjadi orang sukses. jadi guru ngaji. itu sudah!!!

Jumat, 26 September 2014

teman sebelah kamar

aku penakut!
aku memang tidak bisa nangis, sulit bagiku untuk mengeluarkan air mata. jika tidak menyangkut baba, ine. ketika aku di rumah 2 kali aku nangis, sampai mata aku bengkak, yahh seperi bengkaknya mata teman sekamarku itu kalau lagi nangis. malam itu hari ke 2 aku di rumah setelah ribuan hari pergi, aku nangis karena ribuan hari berlalu aku belum sukses juga.. malam berikutnya nangis karena aku dibilang aliran sesat sama baba. sakiiiiiiiiiiiiit rasanya. nangis, aku pengen bisa nangiiis sepertimu. ajarilah!
itu sakit memang, tapi aku hanya nangis sekali, aku tak bisa nangis berkali-kali seperti orang-orang itu.
sakiiiit, dan tak bisa nangis.

aku takut, aku tersenyum karena aku takut.
aku takut, aku tertawa karena aku takut
aku takut, aku membuat orang lain tertawa karena aku takut
aku takut, aku tak bisa menangis karena aku takut

aku takut, ketakutanku membuat aku tak mampu lagi tersenyum, dan tertawa, aku takut ketakutan itu membuat frozennya hidupku. akupun bertanya apakah terlalu takutnya aku sehingga aku tak bisa menangis.
jujur, aku lebih takut oleh rasa takutku sendiri dari pada ketemu setan.

nangis, kenapa dia teman sekamarku itu bisa nangis
nangis, kenapa mata wulan itu nangis
nangis, kenapa mataku kering
nangis, kalau tidak menangis itu bikin sakiiit.

aku pengen nangis sampai mata aku bengkak sepetri dia, teman sekamarku.

Ririn

Ririn namanya, dia teman baikku teman sekelasku. hari ini dia sudah menyelasaikan amanah. bagiku kuliah itu amana terbesar dari orang tua. kuucapkan selamat pada temanku yang satu ini, kupeluknya berkali-kali. kuharap aku segera menyusul, tahun depan maksudnya.  pada akhirnya aku menyadari keajaiban firman Allah "setiap kesulitan pasti ada kemudahan". begitulah tentang hari ini. Herr Aji dosenku, juga sebagai WD 3 FBS yang sebagai penguji utama, tiba-tiba ada acara dadakan jam 10, dan minta ujiannya diundur jam 1 siang. untuk jam 1 sendiri Herr Akbar yang sebagai sekretaris ujian tidak bisa.
Ririn , temanku tetap tegar, berusaha mencari pengganti pak Akbar, akhirnya dapatlah Frau Retno. menunggu membuat hatinya tak karuan, takut, sedih. datanglah keajaiban itu. pukul 12.45 mulailah ujian itu. Herr Sulis sebagai ketua penguji, hanya 15 menit dalam ruangan karena harus menghadiri acara, yang sudah direncanakan sejak hari kemarin. penguji tinggal 3 orang itu berarti peluang pertanyaannya hanya sedikit. Herr Aji, yang biasa kalau nguji suka ngasih pertanyaan yang tajam, mengorek-ngorek skripsi, namun kali ini dia hanya bertanya 3 menit, dan pertanyaan standar, dua dosen lainnya Frau Retno, dan Frau Wening hanya mengulangi pertanyaan Herr Aji. subhanallah, setiap kesulitan pasti ada kemudahan. durasi ujianpun kurang dari 1 jam 20 menit presentasi 25 menit tanya jawab, hanya 45 menit berada di ruangan menegangkan itu.

selamat kawan, tapi aku merasa kehilangan Rin, desember kau wisuda, aku harus minta tolomg sama siapa lagi, siapa lagi teman seangkatanku yang sering ke kos. entah mengapa aku merasa sendirian dan sangat sedih. aku takut, tapi aku harus kuat. itu sudah!