Namaku Aku, semua orang orang memanggilku Aku, entalah kenapa orang-orang memanggilku dnegan sebutan Aku. Akhirnya tambahi namanya dengan Aku Selalu Sepi. Aku Selalu Sepi nama yang paling unik sedunia bukan. Tapi Aku tidak pernah malu dengan nama itu.
Tak terasa agustus telah berlalu, semua mimpi terhapus dalam detik yang berlalu. hanya bisa menatap pengatnya hari yang kian menyesak. tak pernah tahu, bagaimana caranya mencerahkan segala yang ada. setiapa literatur sudah Aku lahap demi setitik cahaya. namun, sia-sia. tak kunjung usai pengap-pengap dalam ruangan gelap, sempit.
Dari lubuk hati Aku yang paling dalam, Aku ingin lari semua kenyataan ini. Tapi, aku bukan pengecut. Melawan untuk menepiskan angan-angan kosong, yang menjadi bumerang untuk diri Aku. Selalu menghadirkan kenyataan bahwa hanya anak manusia yang suka duduk di pinggiran Masjid, itu saja. Melihat para pesarung yang selalu terlihat bercahaya.
Aku akan tetap tersenyum, agar tak semua oarang tahu kalau Aku sedih. Sedih akan konsentrasi Aku yang kian memuadar. Sedih akan kepekaan Aku yang sirna, egois Aku kini selalu menang. Aku kini seperti bunga kuning dipinggir jalan. Kuning menarik, tapi sayang di pinggir jalan, Di lihat lewat para pejalan kaki. Tersenyun kaku pada pahitnya hari yang dilalui.
Menjadi hidup dengan kosongnya hati membuat Aku menarik diri dari keramain. Aku kini dipengasungan. dan semua orang menatapnya iba. Aku selalu mengenang pilihan bodohnya kala itu. Aku telah salah memilih. Aku telah salah memilih pandangan hidup. dan akhirnya Aku tahu kalau hanya angan-anagn kosong yang tak bisa diteruskan karena dunia yang berbeda.
Aku Selalu Sepi dan hari hari yang selalu sepi.